Jawa Timur Escape - Hari II (Taman Nasional Baluran, Ijen)


Minggu, 11 Oktober 2015

Jam menunjukkan pukul 01.34 ketika akhirnya kereta kami sampai di Surabaya, tidak jauh berbeda dari jadwal yang tertera di tiket. Di Stasiun Pasar Turi sudah menunggu Pak Erwan dan Mbak Santi yang menjemput dengan  mobil sewaan yang akan kami gunakan. Setelah bersih-bersih sebentar, sekitar jam 02.15 kami pun memulai perjalanan. 

Pada awalnya tujuan pertama kami adalah Air Terjun Madakaripura, tetapi setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk merubah rute dengan langsung menuju Taman Nasional Baluran dan Kawah Ijen. Pertimbangannya karena jarak yang lebih jauh dan waktu yang masih pagi, sehingga harapannya sebelum siang bisa sampai Baluran. Memang kami memulai perjalanan lebih cepat dari perkiraan, karena Pak Erwan yang bertugas menjemput sudah sampai lebih dulu dan langsung membawa mobil sewaan. 


Untuk menuju Banyuwangi kami melalui jalur Pantura. Kondisi jalan menuju Banyuwangi pada dasarnya cukup bagus, hanya saja banyak yang tidak rata, sehingga mobil serasa diayun dan terguncang beberapa kali terutama di jalan tol menuju Sidoarjo. Makanya bagi pengendara yang melintasi jalur pantura menuju Banyuwangi harus berhati-hati dengan kondisi jalan. Mungkin karena banyak truk dan bus yang melintasi jalur ini sehingga ada beberapa bagian jalan yang rusak.

Mendekati Baluran kami melewati hutan jati yang ada di kiri dan kanan jalan. Hutan jati yang sedang meranggas karena musim kemarau terlihat bagus sekali, terlihat seperti hutan mati. Didominasi warna coklat pepohonan dengan latar belakang langit biru manambah indah pemandangan. Kami yang sudah mulai merasa lelah dengan perjalanan menjadi bersemangat kembali.




Taman Nasional Baluran

Jam 10.00 kami sampai di pintu masuk Taman Nasional Baluran. Perjalanan memakan waktu sekitar 8 jam dari Surabaya, karena kami sempat berhenti beberapa kali untuk isi bensin, sholat subuh dan sarapan. Sebelum masuk kami berfoto dulu di pintu gerbangnya, sambil meluruskan kaki setelah perjalanan panjang dari Surabaya.


Informasi jam operasional dan harga tiket per 11 Oktober 2015

Di Taman Nasional Baluran ada 2 tempat yang bisa dikunjungi, yaitu Savana Bekol dan Pantai Bama. Jarak menuju Savana Bekol dari pintu masuk sekitar 12 km, dan ke Pantai Bama 15 km dengan kondisi jalan sebagian besar masih berupa batu dan tanah, yang membuat waktu tempuh menjadi lebih lama. Untuk sampai ke Savana Bekol kami membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari pintu masuk, dengan pemandangan pepohonan dan semak-semak yang berwarna coklat karena kering. Tapi ada bagian yang dinamakan Hutan Evergreen, karena pada bagian ini pepohonan tetap berwarna hijau walau saat musim kemarau.
 
Salah satu pemandangan menuju Savana Bekol

Kondisi di Taman Nasional Baluran akan sangat berbeda jauh antara musim kemarau dan musim hujan. Padang savana akan terlihat berwarna kehijauan karena rumput tumbuh dengan subur saat musim hujan, sedangkan saat musim kemarau padang savana berubah menjadi berwarna coklat karena rumput yang mengering. Karena kami datang saat masih musim kemarau, maka kondisi savana masih berwarna coklat.

Tengkorak kepala kerbau yang jadi icon

Savana di musim kemarau

Gaya suka-suka deh... :)
Wajib foto di sini ya

Saat musim kemarau di Savana Bekol ada kolam air buatan untuk menyediakan air minum bagi hewan-hewan yang ada di sini, karena saat musim kemarau sumber air menjadi kering. Biasanya hewan-hewan akan berkumpul di kolam buatan tersebut untuk minum atau berendam, tetapi saat kami ke sana hanya melihat seekor kerbau yang sedang berendam.
Di sekitar Savana Bekol saya juga melihat ada beberapa bangunan yang merupakan wisma yang bisa disewa oleh pengunjung. Pengunjung yang ingin merasakan tinggal di tengah savana bisa menginap di sini dengan memesan terlebih dahulu ke pengelola, karena jumlahnya yang terbatas.

Dari Savana Bekol kami menuju Pantai Bama, yang membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan kondisi jalan sama seperti sebelumnya. Pantai Bama tidak terlalu besar, dengan panjang pantai sekitar 100 m yang dibatasi oleh hutan bakau. Di sini pengunjung juga bisa trekking mengelilingi hutan bakau. 


Pantai Bama

Di Pantai Bama terdapat beberapa fasilitas seperti wisma untuk menginap pengunjung, kantor petugas, toilet umum, mushola, dan kantin. Selain menginap di wisma, pengunjung juga bisa memasang tenda di sini. Kantin yang tersedia di Pantai Bama hanya ada 1, yang menjual makanan dan minuman seperti nasi goreng, mi goreng, soto, dll. Mengingat perjalanan keluar dari Baluran akan memakan waktu 1 jam, kami pun beristirahat di kantin ini karena sudah waktunya untuk makan siang dan supaya dari Pantai Bama bisa langsung melanjutkan perjalanan menuju Ijen.

Di Savana Bekol dan Pantai Bama banyak monyet yang berkeliaran dan mencoba mendekati pengunjung. Tetapi ada peraturan yang melarang pengunjung untuk memberikan makan pada hewan-hewan yang ada di sini terutama monyet, karena akan mengganggu kebiasaan hewan-hewan tersebut dalam mencari makan dan bertahan hidup. Bila sering diberikan makanan monyet-monyet tersebut akan bergantung pada makanan dari pengunjung dan tidak berusaha mencari sendiri di hutan, yang berakibat daya juang untuk bertahan hidup di alam liar semakin kecil.

Walaupun kasihan tapi jangan di kasih makan ya

Pada jam 14.00 kami meninggalkan Pantai Bama untuk melanjutkan perjalanan menuju Ijen. Ada 2 jalur yang bisa ditempuh dari Baluran, yaitu melalui jalur Bondowoso dan Banyuwangi. Kami memlilih melewati Bondowoso, sehingga kami harus kembali ke arah Situbondo untuk menuju Bondowoso. Berdasarkan informasi dari Bapak pengelola kantin di Pantai Bama, kondisi jalan kedua rute ini sebenarnya sama-sama cukup bagus, hanya saja jalur Bondowoso memiliki pemandangan yang lebih bagus. Sang Bapak juga sempat menyarankan untuk naik jam 19.00 atau 20.00 saja supaya tidak kelamaan menunggu di Ijen, tetapi kami memilih untuk langsung naik supaya bisa mencari penginapan dan beristirahat sebelum mendaki ke Kawah Ijen.


Ijen (Paltuding)

Perjalanan menuju Ijen cukup lancar dengan kondisi jalan yang bagus, hanya saja jalan agak sempit karena melewati jalan kampung. Saat sudah sampai di Bondowoso dan menuju Ijen jalan mulai menanjak dan berbelok-belok dengan jurang di satu sisi. Langit yang mulai gelap membuat kami jadi agak was-was. Untung saja teman yang menyetir sudah ahli dengan kondisi jalan seperti itu sehingga perjalanan aman sampai tujuan.
Untuk mencapai Kawasan Ijen dari Bondowoso kami melewati kawasan PTPN (PT Perkebunan Nusantara) XII, sehingga ada beberapa pos penjaga yang harus dilewati untuk kemudian dicatat nama pengunjungnya. 

Sekitar jam 19.00 kami pun sampai di Paltuding, pos terakhir sebelum mendaki ke Kawah Ijen. Begitu sampai kami langsung mencari warung untuk mencari makanan dan minuman hangat. Entah karena bukan musim liburan atau memang tidak banyak warung yang ada, saat sampai kami hanya melihat 2 warung yang buka, itu pun salah satunya hanya menjual mie instan dan minuman saja. Tentu saja kami lebih memilih warung yang menyediakan menu nasi (walau hanya ada nasi goreng dan nasi putih dengan mie instan). 

Tidak seperti yang diharapkan, ternyata tidak ada penginapan yang sesuai harapan kami (atau kami yang tidak tahu ya), kalaupun ada berdasarkan info yang kami dapatkan, terletak di Blawan yang berjarak sekitar 14 km dari Paltuding. Akhirnya kami menyewa 2 buah tenda, daripada harus turun lagi ke Blawan, untuk beristirahat. Kedua tenda ditempati oleh para wanita karena hanya berkapasitas 6 orang, sedangkan para pria tidur di mobil.

Saya jadi mengerti kenapa Bapak pengelola kantin di Pantai Bama menyarankan kami untuk naik malam hari dan supaya tidak terlalu lama di Ijen, karena ternyata udara di Ijen sangat dingin sekali. Saya dan teman yang tidur di tenda sampai menggigil dan menjelang tengah malam memutuskan untuk pindah tidur ke mobil saja, yang sedikit lebih hangat walaupun kurang nyaman karena kaki tidak bisa diselonjorkan (ternyata suhu udara malam itu sempat mencapai 4 derajat celcius, pantas dingin banget ya.....).

Baru kali ini saya merasakan udara sedingin ini (gimana kalau besok ke Eropa yang bersalju ya ^o^), tapi untuk mendapatkan sesuatu bukankah memang dibutuhkan pengorbanan (yang dibuktikan pada keesokan harinya ^_^). 

0 comments:

Posting Komentar